JAM baru saja menunjuk pukul 09.00. Langit Desa Adean, Banggai Tengah, menggantung awan kelabu, seolah menahan hujan yang sudah siap jatuh. Di sisi lapangan, ratusan Praja Muda Karana muda berbaris rapi. Seragam cokelat mereka kontras dengan hijau rerumputan, lengkap dengan syal merah-putih yang terikat rapi di leher. sementara wajah-wajah penuh semangat itu seakan menantang cuaca.
Langit mendung memang menggelayut, tapi semangat para anggota Pramuka tak ikut redup. Mereka berdiri tegak siap mengikuti peringatan Hari Pramuka ke-64, Kamis 14 Agustus 2025.

Beberapa menit kemudian, iring-iringan Bupati Sofyan Kaepa bersama unsur Forkopimda tiba di lokasi. Ratusan pasang mata menoleh ke arah orang nomor satu di Banggai Laut dan rombongannya itu. Saat tiba di lokasi seolah alam merespons, butiran hujan mulai jatuh. Semakin lama, semakin deras.
Di panggung kehormatan, Bupati Sofyan Kaepa terlihat turun dan berjalan ke depan sempat beberapa kali melewati wartawan BanggaiTerkini. Entah apa yang dipikirkannya saat itu. Yang jelas, ajaibnya tak lama setelah itu, hujan yang sempat deras mulai mereda. Seakan memberi restu, upacara Hari Pramuka pun dilanjutkan dengan langkah mantap dan semangat yang kembali menghangat, meski udara masih basah oleh sisa hujan.

Upacara Hari Pramuka (Foto: Nomo/BanggaiTerkini)
Mengawali amanahnya Bupati mengucapkan selamat kepada Ketua Kwarcab Banggai Laut yang baru. “Selamat kepada adik saya Patwan Kuba sebagai ketua Pramuka Kwarcab Banggai Laut yang baru,” tuturnya.
Usai upacara, suasana berubah hangat. Di sisi panggung, Ketua Kwarcab Patwan Kuba memotong tumpeng tanda syukur. Potongan pertama diberikan kepada Bupati Sofyan Kaepa, yang juga Majelis Pembimbing Pramuka. Foto-foto momen itu diambil dari berbagai sudut, menyimpan kenangan nan bermakna.
Riuh kembali terdengar saat sesi pembagian hadiah lomba Semaphore untuk tingkat SD, SMP, dan SMA dimulai. Pemenang melangkah ke depan, memegang piala atau piagam dengan bangga. Sorak dan tepuk tangan menggema, menyatu dengan tawa yang membuncah dari sudut-sudut lapangan.
Bagi mereka, ini bukan sekadar hari peringatan. Ini adalah pernyataan semangat Pramuka tak pernah padam meski langit gelap, meski hujan mencoba membungkam. Di lapangan desa Adean itu, janji setia kepada Dasa Dharma Pramuka kembali diperbaharui. Dengan kaki basah, seragam lembap, dan hati yang tetap hangat.
Penulis : Nomo
Editor : –