Pada aliran modal, Menkeu menjelaskan terjadi pergeseran aliran modal dari AS ke aset yang dianggap aman, terutama aset di keuangan di Eropa dan Jepang serta ke komoditas emas. Di sisi lain, pergeseran aliran modal dari AS ke emerging market telah mendorong di satu sisi perlemahan dolar Amerika Serikat terhadap mata uang global.
Dengan perkembangan ketidakpastian dan pergerakan perdagangan serta capital market global, Bank Dunia pada laporan Juni 2025 memperkirakan pertumbuhan ekonomi global adalah sebesar 2,9 persen (PPP weights) pada 2025, turun dibandingkan proyeksi sebelumnya yaitu sebesar 3,2 persen.

Selain Bank Dunia, OECD juga menyampaikan hal yang sama. OECD merevisi pertumbuhan perekonomian global 2025 dari 3,1 persen menjadi 2,9 persen.
“Ini adalah lingkungan yang kami amati dan kita waspadai. KSSK optimis bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Triwulan II akan tetap terjaga. Konsumsi dan daya beli masih positif serta aktivitas dunia usaha yang cukup resilient yang didukung oleh peranan APBN di dalam menjalankan fungsi countercyclical maupun di dalam memperbaiki distribusi dan efektivitas market,” pungkas Menkeu. (dj/al)
 
		
 
		 
		 
				
 
			
 
                 
                




 
		 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 







