Pada sisi belanja, pemerintah telah merealisasikan Rp1.407,1 triliun hingga akhir Juni 2025. Realisasi ini termasuk pelaksanaan dua paket stimulus fiskal yang bertujuan menjaga daya beli dan mendorong konsumsi masyarakat. Paket stimulus yang diluncurkan pada triwulan pertama tahun 2025 senilai Rp33 triliun diwujudkan dalam berbagai program mulai dari diskon tarif listrik hingga perpanjangan masa berlaku PPh Final 0,5% bagi UMKM, sedangkan paket stimulus yang mulai diluncurkan pada triwulan kedua sebesar Rp24,4 triliun antara lain berupa diskon tiket kereta api, diskon tarif tol, dan bantuan subsidi upah.
Sejumlah program prioritas pemerintahan Presiden Prabowo juga mulai terealisasi, termasuk Makan Bergizi Gratis (MBG) dengan realisasi Rp5 triliun, program ketahanan pangan telah terealisasi sebesar Rp47,3 triliun, sementara anggaran pendidikan mencapai Rp259,3 triliun dan kesehatan sebesar Rp78,6 triliun.

Proyeksi untuk semester kedua pelaksanaan APBN 2025, pemerintah memperkirakan pertumbuhan ekonomi nasional berada di kisaran 4,7–5,0%, dengan inflasi terkendali antara 2,2–2,6%. Pemerintah juga menargetkan penerimaan negara mencapai Rp2.865,5 triliun atau 95,4% dari target, dengan langkah-langkah optimalisasi penerimaan negara yang terus akan dilakukan.
Pada akhir sesi pemaparan, Menkeu menyampaikan APBN akan terus dijaga tetap sehat dan kredibel sehingga dapat terus menjadi instrumen utama untuk menjaga stabilitas ekonomi, melindungi masyarakat, dan menjalankan program-program prioritas nasional di tengah tantangan global yang meningkat.
“APBN 2025 luar biasa dinamis dalam pelaksanaannya. Tapi kami akan berusaha untuk menstabilkan dan bekerja keras agar APBN tetap terjaga sehat dan kredibel,” pungkas Menkeu. (Kemenkeu)