KABAR DUKA datang dari Jakarta. Pada Minggu, 15 Juni 2025, Irianto Malingong, mantan Bupati Banggai Kepulauan periode 2006–2011, tutup usia di Rumah Sakit Pelni, Jakarta, dalam usia 74 tahun. Kepergian beliau sontak menjadi kehilangan mendalam bagi masyarakat Banggai Kepulauan, Sulawesi Tengah, jagat media sosial hingga WhatsApp grub penuh dengan ucapan belasungkawa atas berpulangnya sosok yang bersahaja, visioner, dan penuh dedikasi ini.
Irianto Malingong bukan sekadar birokrat. Ia adalah potret pemimpin yang lahir dari akar masyarakat, menapaki tangga pendidikan dari desa hingga perguruan tinggi ternama, dan akhirnya mengabdikan dirinya untuk daerah dan bangsa.

Lahir dan tumbuh di Banggai Kepulauan, Irianto menempuh pendidikan dasar di SDN Patukuki (1957–1962), lalu melanjutkan ke SMPN 1 Luwuk (1962–1966), dan SMEA Luwuk (1966–1969). Kemudian dengan anggaran terbatas Irianto muda merantau ke kota pendidikan.
Pendidikan tingginya Ia raih di Universitas Islam Indonesia, Yogyakarta, di Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Perusahaan. (1975-1980)
Tidak berhenti di situ, ia kemudian menempuh S-2 Agribisnis di Institut Pertanian Bogor (1997–1999), menunjukkan komitmennya pada pengembangan sektor pertanian dan ekonomi daerah.
Sebelum menjadi Bupati, Irianto dikenal sebagai profesional perbankan di Bank BNI Jakarta. Di sanalah ia ditempa dengan pelatihan-pelatihan strategis seperti Manajemen Perkreditan (1998), Relationship Manager (2000), dan Internal Auditor (1981).
Disiplin dan pengalaman panjang inilah yang membentuk karakter kepemimpinan yang tegas namun humanis saat ia menjabat sebagai orang nomor satu di Banggai Kepulauan.
Menjabat dari 2006 hingga 2011, Irianto dikenal sebagai Bupati yang fokus membangun pondasi infrastruktur pembangunan daerah dan pengembangan ekonomi masyarakat pesisir, bukan berlebihan dari tangan dingin Irianto lah pembangunan perkantoran nan megah di Bukit Trikora Salakan menjadi saksi betapa hebatnya dia. Banggai Kepulauan yang saat itu baru memindahkan ibukotanya masih minim fasilitas perkantoran, namun Irianto memutar otak mencari pos-pos anggaran di Kementerian dan itu terbukti berhasil.
Tak berhenti sebagai kepala daerah, Irianto Malingong kembali dipercaya rakyat sebagai Anggota DPRD Provinsi Sulawesi Tengah untuk periode 2019–2024. Dalam masa tugasnya di parlemen provinsi, ia aktif mengawal berbagai aspirasi masyarakat pesisir dan kepulauan, serta terus menyuarakan pentingnya pembangunan yang inklusif, terutama bagi wilayah-wilayah terluar seperti Banggai Kepulauan. Ia dikenal sebagai legislator yang aktif turun ke lapangan dan tidak segan berdiri di barisan rakyat yang membutuhkan suara pembela.
Meski tinggal di Jakarta, Irianto tidak pernah berhenti menjadi bagian dari denyut nadi masyarakat Banggai dan Sulawesi Tengah. Ia pernah menjabat sebagai Ketua Ikatan Keluarga Sulawesi Tengah di DKI Jakarta (1997–2006), Wakil Sekretaris Kerukunan Keluarga Besar Kab. Banggai (1995–2006), serta Wakil Ketua Forum Peduli Poso (2000), yang aktif dalam kegiatan sosial dan kemanusiaan saat konflik sosial meletus di Poso.
Dalam bidang olahraga dan keagamaan, Irianto juga pernah memimpin KONI Banggai serta menjadi Ketua Badan Pembinaan Agama Islam Bank BNI di Manado (2003–2004). Semua ini menunjukkan luasnya jejaring dan kepedulian beliau terhadap beragam aspek kehidupan masyarakat.
Kepergian Irianto Malingong menyisakan duka namun juga pelajaran hidup. Ia adalah simbol bahwa pemimpin sejati tidak hanya diukur dari jabatan, tapi dari kesetiaan kepada nilai, pengabdian yang tak kenal pamrih, dan ketekunan membangun dari bawah. Banggai Kepulauan kehilangan salah satu putra terbaiknya, namun jejak beliau akan selalu hidup dalam ingatan kolektif masyarakat.
Semoga jasa dan pengabdian beliau menjadi amal jariyah, dan keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
Selamat jalan, Pak Irianto. Terima kasih atas dedikasi dan cinta Anda pada tanah Banggai Kepulauan.***