Menu

Mode Gelap

Menu

Mode Gelap

Sosial Budaya

Malabot Tumbe : Merawat Tradisi, Merawat Persaudaraan

badge-check


					Tetua adat Batui Jasrun Dani (79) tengah memegang telur Maleo, telur yang dipegang oleh Jasrun merupakan telur tumbe atau pertama, para pemangku adat Batui menandai telur itu dengan mengikat potongan kain berwarna merah  (Foto: Nomo/ BanggaiTerkini) Perbesar

Tetua adat Batui Jasrun Dani (79) tengah memegang telur Maleo, telur yang dipegang oleh Jasrun merupakan telur tumbe atau pertama, para pemangku adat Batui menandai telur itu dengan mengikat potongan kain berwarna merah (Foto: Nomo/ BanggaiTerkini)

Lalu selanjutnya di rumah adat Kusali Tolo Tanjung Merah di Desa Mansalean, Kecamatan Labobo, Kabupaten Banggai Laut.

Di Kusali Tolo, dilangsungkan ritual penggantian pembungkus telur dari daun pohon palem itu, kemudian pembungkus telur sebelumnya dihanyutkan ke laut hingga terbawa arus ke pantai kawasan Keramat Banggai Lalongo, itu dilakukan sebagai sinyal bahwa pengantar sudah dekat dengan tujuan.

Proses ini begitu mistik. Pasalnya arus laut yang begitu deras tak menentu dan tak bisa diperkirakan daun bekas pembungkus itu bisa sampai di Keramat Banggai Lalongo. Namun buktinya, setiap kali Malabot Tumbe daun palem itu selalu sampai ke tujuannya dengan tepat.

Keesokan harinya, para pembawa telur tiba di Desa Tinakin, Kecamatan Banggai, Kabupaten Banggai Laut dan bermalam di sana. Keesokan harinya, perangkat adat Banggai memulai prosesi ritual penjemputan telur atau Malabot Tumbe.

Tiba di Pelabuhan Banggai, tetua adat dari Batui menuju Keraton Banggai untuk melapor lalu selanjutnya kembali untuk menyerahkan telur Maleo ke perangkat adat Banggai dengan berjalan kaki dari pelabuhan ke Keraton Kerajaan Banggai.

Prosesi peletakan telur maleo disalah satu ruangan di Keraton Kerajaan Banggai, telur ini akan diinapkan semalam atau beberapa malam sebelum dibagikan ke keluarga kerajaaan, Rabu 4 Desember 2024 (Foto: Nomo/ BanggaiTerkini)

Siklus Malabot Tumbe telah dilaksankan saban tahun sejak 1500an oleh masyarakat adat Batui dan Banggai. Telur-telur itu diserahkan langsung kepada pemangku adat dan keluarga Kerajaan Banggai.

Tradisi malabot tumbe adalah upacara adat yang sakral yang didalamnya banyak mengandung pesan dan kearifan untuk diteladani.

Tumbe atau tumpe merupakan suatu yang pertama dan awal, dan malabot tumbe telah menjadi istilah dalam adat Banggai sebagai prosesi ritual penerimaan Telur Maleo dari masyarakat adat Batui kepada Tomundo dan keluarga kerajaan di Banggai

Prosesi ritual Tumbe ini menandakan bahwa Batui dan Banggai adalah saudara. Malabot Tumbe diartikan secara sederhana sebagai titipan pesan keluarga yang mengandung ketauladanan yang sangat tinggi untuk generasi yang ada di tiga kabupaten yakni Kabupaten Banggai, Banggai Kepulauan dan Banggai Laut.***

Penulis : Nomo
Editor : –

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bacaan Lainnya

Sinergi Kejaksaan dan Insan Pers, Kajari Banggai Laut Adnan Hamzah Harap Pers Jadi Mata dan Telinga Penegakan Hukum

29 Juli 2025 - 14:24 WITA

Bupati Sofyan Kaepa dan Kementerian ATR/BPN Teken IPPR, Wujudkan Pembangunan Berkelanjutan

28 Juli 2025 - 13:23 WITA

Kesepakatan Transfer Data Pribadi Indonesia-AS: Aman, Legal dan Terukur

28 Juli 2025 - 08:40 WITA

RI-Tiongkok Bahas AI Pertanian dan Kampus Tsinghua di Indonesia

28 Juli 2025 - 08:37 WITA

Ekonom: Transfer Data AS-Indonesia Masuk Kategori Aman

28 Juli 2025 - 08:34 WITA

Relawan Literasi Masyarakat (Relima) Perpusnas RI Jalin Kolaborasi bersama Bunda Literasi Banggai Laut

27 Juli 2025 - 19:54 WITA

Rekomendasi Artikel di Gaya Hidup