Menu

Mode Gelap

Menu

Mode Gelap

Nasional

Soal Dokter Umum Bisa Operasi Caesar, DPR RI : Kita Bicara Nyawa, Tidak Boleh Kompromi!

badge-check


					Soal Dokter Umum Bisa Operasi Caesar, DPR RI : Kita Bicara Nyawa, Tidak Boleh Kompromi! Perbesar

BANGGAI TERKINI, Jakarta – Anggota Komisi IX DPR RI Netty Prasetiyani Aher mengkritisi rencana Kementerian Kesehatan yang ingin memberikan pelatihan pada dokter umum di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T) untuk menangani layanan kebidanan dan operasi caesar. Menurutnya, tindakan operasi caesar tidak bisa sembarangan dilakukan oleh tenaga medis yang tidak memiliki kualifikasi.

Netty mengingatkan bahwa keselamatan pasien dan standar profesi medis tidak boleh dikompromikan. “Persalinan, apalagi yang membutuhkan tindakan operasi, adalah proses medis berisiko tinggi,” ujar Netty Prasetiyani Aher dalam keterangan rilisnya, di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

“Dokter spesialis obgyn menempuh pendidikan dan pelatihan lama untuk memiliki keahlian penanganan operasi. Pelatihan singkat bagi dokter umum tidak bisa serta merta menggantikan itu,” lanjutnya.

Seperti diketahui, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin sebelumnya menyatakan bahwa pelatihan ini bertujuan agar dokter umum di daerah 3T dapat menangani kasus-kasus darurat. Terutama mengingat masih banyaknya kematian ibu melahirkan akibat tidak tersedianya dokter spesialis di daerah terpencil.

Hal yang tengah mencuri perhatian publik adalah kasus yang dialami seorang calon ibu di Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT). Seorang ibu hamil bernama Maria Yunita (36), meninggal dunia usai gagal dioperasi saat akan melahirkan anak pertamanya.

Alasannya, di RSUD TC. Hillers, Maumere tidak ada dokter spesialis anestesi sehingga operasi cesar tidak bisa dilakukan. Pihak RSUD TC Hillers sempat membuat rujukan, namun pihak UGD memberitahukan bahwa RSUD Larantuka juga tidak memiliki dokter spesialis anestesi. Selain itu, ruangan ICU di RSUD Larantuka, Kabupaten Flores Timur juga sedang dalam tahap renovasi.

Pihak rumah sakit kemudian akan merujuk korban lagi ke RSUD Lewoleba di Kabupaten Lembata yang harus menyeberang laut. Namun setelah dilakukan konsultasi dengan dokter di RSUD Lewoleba, pertimbangan kondisi pasien yang harus menyeberangi laut dan perjalanan sekitar tiga jam akan sangat berisiko, rujukan ke RSUD Lewoleba pun akhirnya dibatalkan.

Facebook Comments Box

Dilarang keras mengambil atau menayangkan ulang foto dan artikel di atas untuk kepentingan komersial tanpa izin tertulis redaksi BanggaiTerkini.com

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bacaan Lainnya

Kemenhub Tetapkan 36 Bandara Berstatus Internasional untuk Pemerataan Layanan Penerbangan

12 Agustus 2025 - 09:11 WITA

Jalin Hubungan Diplomatik selama 50 Tahun, Indonesia-Peru Teken CEPA

12 Agustus 2025 - 09:06 WITA

Potoutusan Kunci Persatuan di Tengah Kemajemukan

12 Agustus 2025 - 09:03 WITA

62 Kades Purna Tugas Di Banggai Kepulauan akan Duduki Kembali Jabatan

11 Agustus 2025 - 16:19 WITA

Kepala Dinas PMD Banggai Kepulauan, Muhammad Aris Susanto (Istimewa)

BPS : Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Banggai Laut Konsisten Tumbuh Positif

11 Agustus 2025 - 13:09 WITA

Miris! IPM Banggai Kepulauan Terendah di Sulawesi Tengah

11 Agustus 2025 - 11:11 WITA

Monumen Trikora di Salakan, Banggai Kepulauan (Foto : Anto Scout)
Rekomendasi Artikel di Bangkep