Dokter jaga RSUD TC. Hillers lalu memberitahukan bahwa korban bisa dirujuk ke rumah sakit Kewapante, Kabupaten Sikka untuk menjalani operasi caesar anak pertamanya. Namun sayangnya, setelah menunggu beberapa jam, pasien gagal dirujuk untuk keempat kalinya.
Setelah berpuasa dan hanya minum saja, akhirnya pada Rabu (9/4) pukul 23.00 WITA, korban menghembuskan napas terakhir bersama bayi di kandungannya.

Netty pun mendesak Kemenkes untuk mengambil langkah sistemik dan jangka panjang dalam mengatasi kekurangan tenaga spesialis, bukannya malah mengalihkan tugas spesialis obgyn pada dokter umum. Ia khawatir, kejadian serupa terulang lagi lantaran fasilitas dan keahlian dokter umum membantu persalinan kurang memadai.
“Solusinya bukan memangkas kualitas pendidikan dokter spesialis, melainkan mempercepat distribusi dan penempatan obgyn ke daerah, memperluas beasiswa PPDS berbasis daerah, memperbaiki insentif, dan fasilitas kerja. Sistem rujukan dan transportasi medis juga harus diperkuat,” papar Netty.
Tambahnya, jika pelatihan tambahan bagi dokter umum tetap dilakukan, maka harus ada batasan kewenangan yang jelas. Selain itu, kata Netty, juga harus ada pengawasan ketat dan regulasi yang akuntabel.
“Kesetaraan akses layanan kesehatan itu penting, tapi jangan sampai mengorbankan keselamatan ibu dan bayi. Kita sedang bicara soal nyawa,” pungkas Legislator dari dapil Jawa Barat VIII itu. (gal/rdn)
 
		
 
		 
		 
				
 
			
 
                 
                 
                




 
		 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 







