Menu

Mode Gelap

Menu

Mode Gelap

Ekonomi

Bank Indonesia Memproyeksikan kredit nasional tumbuh di kisaran 11,13 persen

badge-check


					Bank Indonesia Memproyeksikan kredit nasional tumbuh di kisaran 11,13 persen (Ist) Perbesar

Bank Indonesia Memproyeksikan kredit nasional tumbuh di kisaran 11,13 persen (Ist)

BANGGAI TERKINI, Jakarta – Penurunan Fed Fund Rate disusul dengan penyesuaian BI Rate akan mengurangi cost of fund bagi perbankan sehingga berpotensi mempercepat pertumbuhan kredit.

Di tengah dinamika ekonomi global yang terus bergejolak, otoritas moneter Indonesia tetap memancarkan optimisme terhadap pertumbuhan kredit nasional. Bank Indonesia (BI) memproyeksikan kredit nasional tumbuh di kisaran 11,13% pada tahun 2025 dan 2026, meningkat dari target tahun ini sebesar 10,12% (year on year/yoy).

Proyeksi ini dilandasi oleh kebijakan Bank Indonesia yang tetap menjaga stabilitas sistem keuangan serta kebijakan makroprudensial yang akomodatif. Proyeksi pertumbuhan kredit perbankan secara nasional di atas tergambar dari pernyataan Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo, dalam acara Pertemuan Tahunan Bank Indonesia (PTBI) 2024 di Gedung BI, Jakarta, Sabtu (30/11/2024).

Menurut Perry, kebijakan insentif likuiditas makroprudensial (KLM) akan terus diperkuat. Langkah ini memberikan insentif kepada perbankan melalui pengurangan Giro Wajib Minimum (GWM), dengan fokus pada pembiayaan sektor-sektor prioritas seperti pertanian, perdagangan, industri pengolahan, transportasi, pergudangan, pariwisata, ekonomi kreatif, properti, UMKM, Ultra Mikro (UMi), dan ekonomi hijau.

Jumlah insentif KLM akan ditingkatkan dari Rp259 triliun pada 2024 menjadi Rp283 triliun pada 2025. Hingga saat ini, sebanyak 102 bank telah menerima KLM di atas 3ri Dana Pihak Ketiga (DPK). Selain itu, kebijakan uang muka kredit 0% tetap diberlakukan untuk kredit properti dan otomotif, guna mendorong pembiayaan di sektor-sektor tersebut.

Di sisi lain, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), Dian Ediana Rae, menyoroti dampak positif dari potensi pemangkasan suku bunga acuan The Fed pada 2025. Langkah tersebut diharapkan dapat menstimulasi pertumbuhan ekonomi global, termasuk Indonesia.

Penurunan Fed Fund Rate (FFR) yang diikuti dengan penyesuaian BI Rate akan mengurangi cost of fund, sehingga membuka peluang untuk menurunkan suku bunga kredit. Kondisi ini dapat mempercepat pertumbuhan kredit, ungkap Dian.

Namun, ia juga mengingatkan perbankan untuk tetap waspada terhadap dinamika ekonomi global dan domestik dalam menyusun Rencana Bisnis Bank (RBB) untuk tahun 2025. Tenggat waktu penyampaian RBB jatuh pada akhir November 2024, dengan hasil kinerja yang akan diumumkan pada Desember 2024.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bacaan Lainnya

Fenomena Bendera One Piece Bagian Dari Ekspresi, Pemerintah Harus Intropeksi

5 Agustus 2025 - 23:07 WITA

Ekonomi Indonesia Kuartal II Tumbuh 5.12 Persen

5 Agustus 2025 - 20:19 WITA

Polri Tetapkan Tiga Tersangka Kasus Beras Oplosan

5 Agustus 2025 - 19:59 WITA

Mohon Maaf! BKN RI Minta Honorer Non-Database Silahkan Cari Alternatif Pekerjaan Lain

5 Agustus 2025 - 14:38 WITA

Gedung Kantor Badan Kepegawaian Negara (Istimewa)

Presiden Prabowo Terima Medali Kehormatan dari Komando Operasi Khusus AS di Istana Merdeka

5 Agustus 2025 - 08:45 WITA

Inflasi Sulteng Juli 2025 Capai 3,69 Persen, Komoditas Pangan Jadi Penyumbang Utama

4 Agustus 2025 - 19:58 WITA

Rekomendasi Artikel di Ekonomi