Menu

Mode Gelap
Kemlu RI Percepat Evakuasi WNI dari Iran, Pemulangan Bertahap Dimulai Senin Presiden Prabowo Angkat Diplomasi Damai Indonesia di Forum Dunia Gubernur Sulteng Serahkan 2.402 SK-PPPK Formasi 2024 Dugaan Penyembunyian DBH Terbantahkan, Faktanya Anggaran Dana Desa, Bukan Dana Bagi Hasil Respons Konflik Iran-Israel, Pertamina Siapkan Jalur Alternatif Rantai Pasok Migas Keluarga dan Simpatisan Bupati Sofyan Kaepa Datangi Polsek Banggai, Pastikan Proses Hukum atas Laporan Dugaan Pencemaran Nama Baik Berjalan

Nasional

Puan Maharani Minta Penulisan Ulang Sejarah Dilakukan Hati-Hati dan Transparan

badge-check


					Ketua DPR RI Puan Maharani saat doorstop menanggapi pertanyaan awak media usai memimpin Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, (DPR RI) Perbesar

Ketua DPR RI Puan Maharani saat doorstop menanggapi pertanyaan awak media usai memimpin Rapat Paripurna di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, (DPR RI)

BANGGAI TERKINI, Senayan – Ketua DPR RI Puan Maharani menekankan pentingnya kehati-hatian dan keterbukaan dalam proses penulisan ulang sejarah Indonesia yang saat ini tengah dilakukan oleh Pemerintah melalui Kementerian Kebudayaan. Puan menegaskan bahwa penulisan sejarah merupakan pekerjaan yang tidak bisa dilakukan secara terburu-buru dan harus menjunjung prinsip transparansi.

“Harus dilakukan secara hati-hati, transparan, jangan terburu-buru, dan jangan kemudian menghapus sejarah yang ada. Walaupun itu pahit, namun harus tetap disampaikan dengan transparan,” ujar Puan saat doorstop menanggapi pertanyaan awak media seputar langkah Kementerian Kebudayaan yang tengah menyusun ulang narasi sejarah Indonesia, usai memimpin Rapat Paripurna Penutupan Masa Persidangan III Tahun Sidang 2024–2025 di Gedung Nusantara II, DPR RI, Senayan, Jakarta, Selasa (27/5/2025).

Lebih lanjut, Puan mengingatkan bahwa sejarah, meski mengandung bagian-bagian yang pahit tetap harus diungkap secara jujur kepada generasi penerus. “Jas merah, jangan sekali-kali melupakan sejarah,” tegas Puan mengutip pesan Bung Karno.

Politisi Partai Demokrasi Indonesia (PDI) Perjuangan tersebut menyatakan bahwa DPR RI pada prinsipnya tidak menolak adanya upaya perbaikan narasi sejarah selama itu dilakukan dengan niat baik dan metodologi yang kuat.

“Kalau memang ingin diperbaiki, silakan. Tapi namanya sejarah, apakah itu pahit atau baik? Kalau memang itu harus dilakukan, ditulis ulang ya ditulis ulang dengan sebaik-baiknya,” pesan Cucu Bung Karno itu.

Facebook Comments Box

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Bacaan Lainnya

Kemlu RI Percepat Evakuasi WNI dari Iran, Pemulangan Bertahap Dimulai Senin

23 Juni 2025 - 19:05 WITA

Presiden Prabowo Angkat Diplomasi Damai Indonesia di Forum Dunia

23 Juni 2025 - 18:49 WITA

Gubernur Sulteng Serahkan 2.402 SK-PPPK Formasi 2024

23 Juni 2025 - 18:43 WITA

Respons Konflik Iran-Israel, Pertamina Siapkan Jalur Alternatif Rantai Pasok Migas

21 Juni 2025 - 19:04 WITA

75 Tahun Indonesia–Rusia: Kolaborasi untuk Perdamaian Dunia

21 Juni 2025 - 12:27 WITA

SPIEF 2025: Prabowo Tegaskan Indonesia Negara Non-Blok yang Bebas Aktif

21 Juni 2025 - 12:19 WITA

Rekomendasi Artikel di Ekonomi